Penguatan Kapasitas Jurnal PTKIS: STAISAM Bersama Kopertais IV Wujudkan Kampus Berdaya Saing STAISAM Ikuti Penguatan Kapasitas Jurnal PTKIS Kopertais Wilayah IV

Surabaya – Sekolah Tinggi Agama Islam Sabilul Muttaqin (STAISAM) turut berpartisipasi dalam kegiatan Penguatan Kapasitas Pengelola Jurnal yang digelar oleh Kopertais Wilayah IV Jawa Timur. Kegiatan berlangsung pada Jumat–Sabtu, 29–30 Agustus 2025 di Hotel Santika Premiere Gubeng, Surabaya.

Acara ini menghadirkan Prof. Dr. H. Suyitno, M.Ag., Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, sebagai narasumber utama dengan tema “Distingsi Perguruan Tinggi Islam dalam Persaingan Pendidikan Tinggi.”

Pentingnya Distingsi Perguruan Tinggi Islam

Dalam pemaparannya, Prof. Suyitno menjelaskan bahwa jumlah Perguruan Tinggi Islam di Jawa Timur sangat banyak, termasuk tujuh Perguruan Tinggi Islam Negeri (PTKIN). Oleh karena itu, setiap kampus, termasuk PTKIS, perlu memiliki distingsi atau keunggulan khusus agar tetap diminati oleh calon mahasiswa.

“Distingsi bukan sekadar slogan khalif tu’raf (berbedalah maka kau akan dikenal), melainkan harus terwujud dalam program nyata yang benar-benar membedakan kampus dari perguruan tinggi lainnya,” tegasnya.

Tiga Pilar Distingsi

Prof. Suyitno menekankan bahwa distingsi Perguruan Tinggi Islam dapat diwujudkan melalui tiga pilar utama:

  1. Pendidikan dan Pengajaran
    – Menawarkan mata kuliah khas yang tidak diajarkan di kampus lain, misalnya problem solving dalam rumpun ilmu komunikasi dan sosial.
  2. Penelitian
    – Mengarahkan riset agar berorientasi pada penyelesaian masalah nyata, bukan sekadar memenuhi tuntutan administratif.
  3. Pengabdian kepada Masyarakat (PKM)
    – Mengimplementasikan hasil riset dalam bentuk solusi konkret bagi persoalan masyarakat, baik di bidang sosial, pemerintahan, maupun bisnis.

Tantangan PTKIS

Beliau juga mengingatkan agar Perguruan Tinggi Islam tidak hanya berfungsi seperti madrasah, yang sekadar mengajar dan kuliah, tanpa terlibat dalam problem sosial masyarakat.

Regulasi yang menghambat kreativitas mahasiswa harus segera diperbaiki. Mahasiswa perlu diberi ruang untuk berdialektika dengan masyarakat, berorganisasi, serta berkolaborasi dengan mahasiswa dari kampus lain. Selain itu, sarana dan prasarana juga perlu mencerminkan identitas perguruan tinggi yang profesional, termasuk fasilitas, papan nama, dan kegiatan kemahasiswaan.

Penguatan Jurnal sebagai Kunci

Pada bagian akhir, Prof. Suyitno menekankan pentingnya penguatan jurnal ilmiah di lingkungan PTKIS. Kampus yang belum memiliki jurnal terakreditasi SINTA didorong untuk belajar dari perguruan tinggi lain yang sudah berhasil. Fokus utamanya bukan hanya pada hasil akreditasi, tetapi juga pada proses perjuangan untuk meraihnya.

Komitmen STAISAM

Keikutsertaan STAISAM dalam kegiatan ini menjadi bukti keseriusan kampus dalam meningkatkan mutu akademik dan tata kelola jurnal. Melalui forum ini, STAISAM mendapatkan wawasan baru untuk memperkuat distingsi kampus dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, sekaligus memantapkan langkah menuju pengakuan akademik yang lebih luas.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*